Entri yang Diunggulkan

Dahulu Mana, Telur dan Ayam?

Pertanyaan klasik dan ajeg yg jadi bahan debat tanpa ujung jika ngrembug bab Sangkan adalah... . . . . . Disit ndi endog karo pitik? (Dulu m...

Minggu, 08 Juni 2014

Siapakah Presiden Indonesia Selanjutnya, Prabowo Ataukah Jokowi?

Akhir-akhir ini, kalau ketemu temen atau saudara atau para sepuh, di
antara gayengnya perbincangan, ada 1 pertanyaan wajib yang terlontar
dan bikin aku senyum-senyum...

"Besok milih siapa, Mas?"
Dan kalau ga segera dijawab, bakal disusul kata-kata, "Kalau aku milih
Jokowi (jika dia pendukung Jokowi)/ Prabowo (jika dia pendukung
Prabowo)."

Nah, ada satu fenomena yang tambah bikin senyum simpul saat ku tanya
apa pilihannya di PILEG kemaren.

Apa itu?

Ternyata, Partai yang dipilih pas PILEG belum tentu sinkron dengan
figur yang dipilih saat PILPRES besok.

Seorang teman yang jualan di pasar bilang, "Aku ngesuk milih Jokowi,
Mas. Sampeyan pada karo aku ora?"
Aku hanya senyum lalu tanya, "Lha wingi milihe apa?"
Jawabane bikin kaget, "Wingi milih Gerindra sabab caleg-e wong daerahku, Mas."
Penasaran, ku tanya lagi, "Deneng ngesuk milihe Jokowi?"
Jawabnya adalah... "Sing penting tanggaku wis dadi, mlebu Jakarta
(maksudnya DPR Pusat), lha nek ngesuk milih Jokowi, sing pada karo
aku, sing ngerteni rasane aku, sing merakyat, gelem blusukan, ora
mbedakna wong. Nek Prabowo oralah, kaya kae... Ngerti dewek mbok?
Pokoke, Jokowi! Aja klalen ya, Mas..."
Dan aku pun berlalu, senyum sambil mikir... "Bisa gitu ya?"

Eh, ga lama berselang, terjadi hal yang mirip.

Pas ngobrol ma temen, tiba-tiba temen nyeletuk... "Mas, kayane
njenengan milih Jokowi ya? Ngapurane ya... Nyong beda karo njenengan.
Najan nyong PDI (maksudnya PDIP) tulen, ning milihe Prabowo ora milih
Jokowi."
Sambil senyum, aku tanya, "Kok gitu?"
Sambil senyum dia menjawab, "Sebab Prabowo tegas. Gara-gara sing siki
ora tegas (maksudnya Presiden SBY), nang ndi-ndi akeh wong ala, preman
pada nyruag, ora duwe isin wani karo sapa bae. Nek Jokowi sing
klemad-klemed dadi, arep kaya apa? Wis ben, Jokowi ngrampungna tugase
nang Jakarta dadi Gupernur, ben mateng, tambah pengalaman dadi go
sangu mbesuk (PILPRES 2014)."
Lengkap bener penjelasane.

Lalu, dia nanya, "Nek njenengan priben, Mas?"
Aku jawab, "Aku milih sing pedomane 3 hal, Merah Putih, Pancasila,
Bhinneka Tunggal Ika. Dene mengkone pilihanku pada utawa beda karo
njenengan, ora masalah, sabab kabeh nduweni ner dewek-dewek sesuai ati
nuranine. Sing penting tetep guyub lan rukun."
"Nah, cocog nek kaya kuwe... Nyatane, sapapun sing menang, sing bakal
dadi Presiden Indonesia," gitu kata temenku.
"Iya, kudu disengkuyung sapapun sing kepilih mengkone," kataku.

Dari 2 kejadian di atas, maka... Penentu pemenang Pilpres 2014 bukan
berdasarkan banyak/sedikitnya partai pendukung, tetapi figur yang
diusung sebagai Capres dan Cawapres, partai pendukung faktor kedua.

Kenapa?

Sebab, beberapa teman yang tadinya antusias akan ikut memilih karena
Capresnya cocok di hati, segera mengurungkan niatnya saat tahu siapa
yang menjadi Cawapresnya (ga cocok ma Cawapresnya), sedangkan memilih
Capres satunya setali tiga uang dengan yang pertama. Akhirnya
memutuskan tuk golput.

Secara umum ada 3 hal yang jadi penentu tuk memilih:
1. Ingin pemimpin tegas, memilih Prabowo.
2. Ingin pemimpin yang merakyat, akan memilih Jokowi.
3. Yang tidak cocok pada kedua pasangan Capres-Cawapres (apapun alasan
mereka), akan memilih untuk Golput.

Maka, jika berpatokan pada 3 hal tersebut, saat seseorang sudah punya
ner tuk memilih, atau bersikap, akan sangat sulit untuk diubah. Sebab
sudah matok bangkrung pada pilihan/sikapnya.
Kecuali, jika ada sesuatu yang fundamental terjadi sehingga bisa
merubah pendirian mereka.

Nah, untuk Swing Voters, tinggal bagaimana usaha para Capres-Cawapres
beserta Timses, para pendukung dan relawannya agar Swing Voters mau
memilih sesuai dengan keinginan mereka.

Maka, siapakah yang akan terpilih menjadi Presiden berikutnya, sangat
tergantung pada rakyat dan gerak para Capres-Cawapres, Timses dan
pendukung serta relawan masing-masing.

Siapapun nanti yang terpilih menjadi Presiden, semoga adalah yang
terbaik untuk rakyat, bangsa dan negara Indonesia, yang senantiasa
berpedoman pada Merah Putih, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.


Djati, 7 Juni 2014, 15:20