Gendhu-Gendhu Rasa menurut orang Jawa adalah suatu
dialog dari hati ke hati yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan
suasana penuh kekeluargaan, sebisa mungkin tanpa adanya tekanan dari
pihak manapun untuk membicarakan dan mencari solusi terbaik atas
permasalahan yang ada. Dalam melakukan dialog mengutamakan mencari titik
temu yang baik bukan mengutamakan ego atau pembenaran pribadi.
Seringkali Gendhu-gendhu rasa dilakukan pada waktu senggang, santai alias tidak dilakukan dengan terburu-buru, bahkan perasaan yang akan diajak gendhu-gendhu rasa pun diperhatikan. Tidak asal melakukan dialog.
Meski terkesan santai dan seringkali disertai guyonan (guyon maton), gendhu-gendhu rasa adalah pembicaraan yang serius. Berdasarkan pengalaman, gendhu-gendhu rasa lebih banyak membicarakan hal-hal pribadi.
Ada interaksi timbal balik dan saling mengisi pada saat gendhu-gendhu rasa. Sebab, gendhu-gendhu rasa juga sekaligus menjadi pengungkapan beban yang ada dan mencari solusi terbaik tuk mengangkat beban itu.
Karena itulah, gendhu-gendhu rasa biasanya dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang sudah saling percaya, kadang juga dilakukan oleh seorang wakil yang sudah diakui kredibilitasnya. Hal ini dilakukan agar hal-hal penting yang dibicarakan tidak bocor keluar.
Kadangkala, gendhu-gendhu rasa juga ditambah kalimat ngudha rasa, gendhu-ngendhu rasa kanggo ngudha rasa. Maksudnya adalah pembicaraan yang dilakukan antara dua pihak atau lebih dalam suasana kekeluargaan tuk ngungkapin uneg-uneg atau rasa yang mengganjal agar jadi plong dan diharapkan mendapat jalan keluar terbaik tuk hal tersebut sehingga permasalahan menjadi clear.
Hasil dari gendhu-gendhu rasa biasanya tidak langsung terlihat, terkadang butuh proses yang lama. Hal ini disebabkan karena hasil pembicaraan tetap ditelaah ulang oleh yang gendhu-gendhu rasa.
Hasil yang bisa dilihat adalah adanya perubahan sikap atau perilaku yang gendhu-gendhu rasa, terutama oleh orang-orang terdekatnya.
Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah, saat gendhu-gendhu rasa semua pihak memiliki kedudukan yang sama/sederajat.
Jadi, gendhu-gendhu rasa (meskipun sudah jarang dilakukan) adalah salah satu cara yang dilakukan orang Jawa untuk memperoleh jalan terbaik atas permasalah yang ada.
11 Desember 2013,
Djati
Seringkali Gendhu-gendhu rasa dilakukan pada waktu senggang, santai alias tidak dilakukan dengan terburu-buru, bahkan perasaan yang akan diajak gendhu-gendhu rasa pun diperhatikan. Tidak asal melakukan dialog.
Meski terkesan santai dan seringkali disertai guyonan (guyon maton), gendhu-gendhu rasa adalah pembicaraan yang serius. Berdasarkan pengalaman, gendhu-gendhu rasa lebih banyak membicarakan hal-hal pribadi.
Ada interaksi timbal balik dan saling mengisi pada saat gendhu-gendhu rasa. Sebab, gendhu-gendhu rasa juga sekaligus menjadi pengungkapan beban yang ada dan mencari solusi terbaik tuk mengangkat beban itu.
Karena itulah, gendhu-gendhu rasa biasanya dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang sudah saling percaya, kadang juga dilakukan oleh seorang wakil yang sudah diakui kredibilitasnya. Hal ini dilakukan agar hal-hal penting yang dibicarakan tidak bocor keluar.
Kadangkala, gendhu-gendhu rasa juga ditambah kalimat ngudha rasa, gendhu-ngendhu rasa kanggo ngudha rasa. Maksudnya adalah pembicaraan yang dilakukan antara dua pihak atau lebih dalam suasana kekeluargaan tuk ngungkapin uneg-uneg atau rasa yang mengganjal agar jadi plong dan diharapkan mendapat jalan keluar terbaik tuk hal tersebut sehingga permasalahan menjadi clear.
Hasil dari gendhu-gendhu rasa biasanya tidak langsung terlihat, terkadang butuh proses yang lama. Hal ini disebabkan karena hasil pembicaraan tetap ditelaah ulang oleh yang gendhu-gendhu rasa.
Hasil yang bisa dilihat adalah adanya perubahan sikap atau perilaku yang gendhu-gendhu rasa, terutama oleh orang-orang terdekatnya.
Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah, saat gendhu-gendhu rasa semua pihak memiliki kedudukan yang sama/sederajat.
Jadi, gendhu-gendhu rasa (meskipun sudah jarang dilakukan) adalah salah satu cara yang dilakukan orang Jawa untuk memperoleh jalan terbaik atas permasalah yang ada.
11 Desember 2013,
Djati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar