Entri yang Diunggulkan

Dahulu Mana, Telur dan Ayam?

Pertanyaan klasik dan ajeg yg jadi bahan debat tanpa ujung jika ngrembug bab Sangkan adalah... . . . . . Disit ndi endog karo pitik? (Dulu m...

Selasa, 02 September 2014

Guyon Maton

Guyon Maton adalah bercanda tapi tidak melewati batas alias tetap pada waton yang ada. Maksudnya adalah, meskipun bercanda, tetapi candaan yang dilakukan tetap dalam batas-batas sopan santun, tata krama dan tidak nguyawara alias ngawur atau mengada-ada. Meskipun demikian, terkadang guyon maton membuat pihak lain tersenyum kecut atau mati kutu tidak bisa berkomentar karena yang hal yang disampaikan menohok secara telak padanya. Untuk menghidupkan suasana, biasanya ada yang menjadi tiban alias sasaran saat guyon maton. Baik itu memuji maupun nyindir alus. Nah jika lakone lagi apes, yang jadi tiban dalam guyon maton ini bener-bener apes mblebes, sampai-sampai kalau ga rikuh alias ewuh so pasti akan segera pamit alias pulang. Kalau yang guyonan teman sendiri, biasane dia terus mlipir lalu ngilang atau cari alasan tuk kabur. Temen yang lihat biasane langsung tanggap lalu ngeledek dengan berkata, "Balilah..../Lungalah.... Daripada dipecohi bae...." Dan disambut ketawa rame oleh temen-temen yang lain... hehehehe.... Hal yang dibicarakan saat guyon maton biasanya berkembang kemana-mana, dari yang remeh temeh sampai yang super beraaaaaaaaaat.... dan super sensitif. So, terkadang rambu-rambu yang ada diterabas begitu saja. Jadi, jangan heran jika guyon maton yang tadinya bernuansa humor berubah bernuansa serius, bahkan ngotot-ngototan mempertahankan prinsip saat nyerempet hal yang sensitif. Jika hal ini terjadi, biasanya ada yang nengah-nengahi, "Sing waras ngalah....." So, hampir bisa dipastikan ada yang nggrundel keki, sedangkan yang  lain senyum-senyum. Bubar kempyung atau terus sibuk dengan urusan masing-masing adalah hal selanjutnya yang terjadi. Dalam guton maton, hampir tidak ada ruang untuk orang yang asal waton atau benere dewek. Jika maksain, ada dua hal yang biasanya terjadi. Yang pertama, jadi bulan-bulanan guyonan sampai puanaaaaaaas tuh telinga, yang akhirnya jadi misuh-misuh ga karuan (malah tambah diketawain...). Yang kedua, dibiarkan begitu saja alias ga ditanggapi  karena temen yang lain males nanggapinya. Jika dilakukan dengan baik, guyon maton bisa membuka dan menambah  wawasan kita plus mengasah kemampuan berpikir dalam mencerna guyonan  yang ada. 11 Desember 2013,Djati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar