Entri yang Diunggulkan

Dahulu Mana, Telur dan Ayam?

Pertanyaan klasik dan ajeg yg jadi bahan debat tanpa ujung jika ngrembug bab Sangkan adalah... . . . . . Disit ndi endog karo pitik? (Dulu m...

Senin, 02 Mei 2011

Harapan dan Bakti

Dari satu sumber kita berasal…
Tak peduli dari mana pun kau lahir dan dibesarkan

Dari pertemuan dua jiwa kita terlahir di dunia…

Namun… kita bukanlah kepunyaan kedua jiwa itu

Manusia memang dilahirkan…

Namun kita bukan milik orangtua…

Beliau berdua hanya menjaga,

mendidik dan membesarkan kita
Hidup kita adalah milik kita sendiri…

Pertanggungan jawab hidup kita

Bukan dibebankan pada orangtua
Tetapi pada kita sendiri…
Baik buruk, suka duka…

Namun kita tak bisa pungkiri…

Orangtua-lah yang memberi kita dasar dari semua…
Berbakti pada orangtua tak cukup dengan kata!

Kebahagiaan kita adalah kebahagiaan orangtua

Kesusahan kita pun… menjadi kesusahan Beliau berdua…

Menjadi yang terbaik dalam hidup,

menggapai asa yang terpendam dalam dada,
Dan senantiasa berjalan di jalur hukum masyarakat, negara,
dan melangkah dalam jalan Ketuhanan
Adalah bakti terbaik seorang anak pada kedua orangtua

Senantiasa berusaha untuk menjadi lebih baik,
Lebih baik dari apa yang telah dicapai orangtua,
Adalah harapan yang terbungkus dalam doa dan restu orangtua kita
Terbungkus dalam nama yang diberikan kedua orang tua kita

Seribu rintangan, ujian, kegagalan

kan ada di jalan yang kita tempuh
tuk capai semua, tuk capai keberhasilan

Tak semudah dalam angan,
tak semudah membalikkan telapak tangan…
 
Akankah kau penuhi harapan Beliau berdua yang begitu sederhana…
Atau… kan kau kecewakan Beliau berdua?

Akankah semua bahagiamu kan menjadi bahagia Ayah dan Bundamu?

Atau… kan menjadi kepedihan Ayah dan Bundamu?

Akankah terpahami olehmu maksud baik kedua orangtuamu…

Atau… hanya timbulkan luka mendalam di jiwamu?

Akankah diterima dan terpahami keinginanmu…

Sebagaimana kau terima dan pahami keinginan kedua orangtuamu?

Waktu yang terentang antara dua generasi…

Dapatkah menjembatani perbedaan situasi
dan kondisi yang telah jauh berbeda?

Harapan dan bakti…

Kadang terletak pada sisi yang bersebarangan…
Tak bisa menyatu… bawa pedih dan luka…
Saat kau lalui hari demi hari… tuk gapai angan dan citamu…

Harapan dan bakti…

Seringkali (dan seharusnya)… berjalan beriringan…
Menyatu dan timbulkan ketegaran…
Tuk lalui hari demi hari… tuk capai semua asa dan mimpi…

Akankah kau dapati semua harapanmu…

Dan penuhi baktimu pada Ayah dan Bunda tercinta?

Ataukah kan semua kan seperti minyak dan air Yang tak bisa menyatu seiring sejalan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar