Entri yang Diunggulkan

Dahulu Mana, Telur dan Ayam?

Pertanyaan klasik dan ajeg yg jadi bahan debat tanpa ujung jika ngrembug bab Sangkan adalah... . . . . . Disit ndi endog karo pitik? (Dulu m...

Minggu, 13 September 2015

Tata Surya Baru di Konstelasi Taurus




Foto pembentukan Tata Surya baru nan elok di bintang HL Tau/HL Tauri di Konstelasi Taurus terletak 450 tahun cahaya hasil jepretan Teleskop ALMA.

Akankah suatu saat ada manusia yang bisa kesana? Yang pasti, kalau dalam kisaran sekarang sampai 1000 tahun lagi ada manusia yang bisa kesana, tata surya baru ini belumlah seperti tata surya kita saat ini. Pembentukaannya masih belum selesai, dan planet-planetnya juga belum terbentuk sempurna.

Kenapa?

Sebab, bintang HL Tau ini baru berusia 1 juta tahun, masih butuh waktu berjuta tahun lagi untuk bisa seperti Tata Surya kita saat ini.

Apapun itu, saya bersyukur bisa menyaksikan foto ini, sebab ini adalah foto asli bukan lukisan/gambar untuk menggambarkan terbentuknya tata surya baru. Kalau ga salah inget, ni foto diambil Juli 2014, baru setahun lebih. Sebelumnya, proses pembentukan Tata Surya hanya dari lukisan/gambar saja, belum ada foto langsung.

Sumber gambar:
http://www.almaobservatory.org/press-room/press-releases/771-revolutionary-alma-image-reveals-planetary-genesis

Jumat, 17 Juli 2015

Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1436 H

Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1436 H Minal aidin wal faidzin Mohon maaf lahir dan batin Semoga amal dan ibadah kita diterima dan disempurnakan Allah SWT. Dan setelah menjalani pendadaran selama 1 bulan, kata-kata dan tingkah laku kita menjadi lebih baik lagi sehingga senantiasa mendapat nikmat penuh berkah dan rahmat Allah SWT. Amin amin amin Ya Rabbal 'Alamin. Kebumen, 1 Syawal 1436 H/17 Juli 2015 -Djati- #Idul_Fitri_1436H

Senin, 13 Juli 2015

Ciptoning Mintaraga



Sungguh tak mudah berteguh hati tuk tetap ngeningken cipta nenuwun Sih-ing Gusti Hyang Agung agar senantiasa pinaringan rahayu di tengah godaan para wanita yang sulistya ing warna.

Dan tanpa ragu jugar dari tapa tuk mbrasta angkara murka saat tahu ada pengacau, setelah itu lanjut nenuwun Sih-ing Gusti Kang Maha Asih agar senantiasa dalam limpahan Kasih-Nya.

Pamilah antara laku lahir dan batin, antara kepentingan pribadi dan masyarakat, yang seiring sejalan saling mengisi demi rahayuning sarira, kulawarga, nusa, bangsa lan negara, sebagaimana lakon Ciptoning Mintaraga, sungguh tidak mudah... Abot pitukone!!!

Tapi, seberat apapun itu, tetap hanya jadi wacana saat tidak dibuktikan, tidak dinyatakaken. Hanya jadi pemanis bibir saja.

Maka, seberat dan sesulit apapun, harus dinyatakaken dengan sepenuh hati, najan tuk setitik kudu dadi kenyataaning laku lan tumindak, ora ketang sepira tetep dadi tabeting pakarti kautaman lan kaluhuran.

Bab tekan sepira pikolehe, gumantung marang sapira iguh pratikele kanggo gawe rahayu.

Kebumen, 12 Juli 2015
-Djati-

#Panggugah

Kamis, 18 Juni 2015

Sembur, Tutur lan Uwur

Duluuu... Jamanku kecil, sering mendengar para orangtua berkata pada anaknya tentang Sembur, Tutur dan Uwur. Bahkan seringkali, Sang Anak diperintahkan agar meminta Sembur dan Tutur pada pinisepuh, sesepuh, yang dituakan di daerah setempat yang jadi pepunden setempat. Sedangkan Uwur, biasanya tidak dibicarakan di muka umum, tapi secara pribadhi antara Orang Tua dan Anak. Dewasa ini, ketiga kata tersebut sudah jarang terdengar. Hanya pada komunitas/kalangan masyarakat Jawa tertentu saja yang masih menggunakannya pada saat Anak-anak mereka menjelang dewasa dan atau akan merantau baik untuk belajar diluar daerah maupun bekerja. Ketiga kata tersebut sekarang sering diringkas menjadi 'Sangu saka wongtua' (bekal dari orangtua) yang jika dirinci tetap 3 hal. Doa, petunjuk dan uang tuk bekal awal mandiri. Tentunya, ini tetap sesuai dengan Sembur, Tutur lan Uwur. Sebab maknanya sama. Sembur adalah donga pangestu inggih doa restu dari orangtua atau sesepuh atau pepunden utk para putra wayah alias anak cucu agar senantiasa diberi kelancaran, keselamatan, kesuksesan yang penuh rahmat dan berkah Gusti Allah (tansah ingesihan dening Gusti, pinaringan rahayu widodo basuki raharja ing samudayanipun). Tutur adalah petunjuk dan atau arahan, piwulang, pelajaran, tuntunan dari orangtua, sesepuh, dan atau pepunden pada anak cucu bagaimana langkah terbaik untuk mencapai cita-cita sesuai dengan minat, kemampuan dan kapasitas anak cucu, sehingga bisa mrantasi gawe, bisa makaryo dg baik dan memperoleh kesuksesan kang berkah. Uwur adalah pemberian harta benda dari orangtua, sesepuh dan atau pepunden untuk bekal anak cucu dalam menjalani hidup dengan harapan bisa membuat anak cucu urip kepenak. Untuk yang benar-benar mampu, ketiga hal itu akan diberikan sendiri oleh orangtua pada anaknya. Sedangkan secara umum, Orangtua hanya akan memberikan 1 atau 2 hal dan untuk melengkapinya, akan menyuruh Sang Anak untuk meminta pada pinisepuh, tokoh atau pepunden setempat. Bahkan, lebih sering para orangtua hanya berkata, "Tek sangoni donga slamet, ben tansah slamet saparan-paran (ku bekali doa selamat, agar senantiasa selamat dimanapun)." Begitu sederhana, namun memiliki makna yang dalam. Tentang bagaimana pengaruh dari doa tersebut dan atau Sembur, Tutur lan Uwur pada perjalanan hidup Sang Anak, sangat tergantung dari iguh pratikele, usaha dan ikhtiar Sang Anak dalam menjalani hidupnya. Kebumen, 28 Mei 2015 -Dati-

Awal Ramadhan Tahun Ini Terasa Berbeda

Apa yg berbeda antara puasa hari pertama tahun ini dengan tahun lalu? Suara corong mushallah dan masjid. Beda? Ya! Tahun lalu, tadarusan mpe lewat tengah malem pake corong, jam 2-2.30an dah mulai rame mbangunin sahur diselingi qiraah mpe saat imsyak dilanjut adzan dan iqamat Shalat Subuh. Tahun ini? Tadarusan jam 22.30an dah selesai, jam 3an baru mulai mbangunin sahur itu pun g sekenceng dulu dan hanya sesekali, cenderung sepi, hampir g ada selingan qiraah sampai tiba waktu imsyak. Setelah itu, baru qiraah, puji-pujian dilanjut adzan dan iqamat Shalat Subuh rame berkumandang. Rupanya perkataan Pak Wapres, Pak Menteri Agama diikuti oleh para takmir mushallah dan masjid di daerahku. Entah di tempat lain. (Setidaknya untuk hari pertama Ramadhan tahun ini, hari berikutnya aku belum tahu). Apakah mengurangi bobot bulan Ramadhan? G kok... Suasana yg cenderung sepi malah bikin hati jadi lebih tertata dan bisa lebih meresapi makna Ramadhan itu sendiri, palagi saat dengar istri membaca beberapa surat pendek ditutup Ayat Kursi... Maknyeees... Tu bagiku, entah bagi orang lain. Mungkin ini ku rasa karena aku g suka rame-rame (maaf, bising), semadya saja plus hawa malam yang dingin semingguan ini mpe kalau pagi pedhut mengambang pekat di atas desa dan persawahan. Tu yang membuatku merasa Awal Ramadhan ini berbeda dengan tahun lalu, dari suasana lahiriah nembus ke batiniah. Tahap akhir dari setiap Ramadhan lah yang sebenarnya akan berbeda atau sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Akankah hanya mendapat lapar dan dahaga tanpa ada perubahan pada perilaku menuju akhlak mulia, ataukah benar-benar berbeda dari sebelumnya? Bukan hanya bisa menahan lapar dan dahaga, akan tetapi juga benar-benar memperbaiki diri dan perilaku menuju akhlak mulia (meskipun seharusnya, tanpa ibadah Ramadhan pun hal ini harus tetap dilakukan), sehingga pada saat Idul Fitri benar-benar kembali Fitri? Jujur saja, inilah tahap terberat dari Ramadhan itu sendiri. Bisakah benar-benar mbengkas hawa nafsu ataukah hanya sekedar menjadi ritual rutin tanpa makna? Jawabnya kembali pada diri kita sendiri dalam menjalani Ramadhan tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang. Selamat menjalani Ibadah Puasa Ramadhan dan ibadah lainnya tuk mengisi bulan penuh berkah ini bagi yang menjalani. Semoga memberi nikmat penuh berkah bagi kita semua, benar-benar menurunkan rahmat bagi seluruh alam semesta seisi. Amin amin amin Ya Rabbal 'Alamin. Kamis, 18 Juni 2015 1 Ramadhan 1436 H -Djati-

Kamis, 16 April 2015

Move On!!!

Sekali lagi...
Sing penting Kenyataan-e!

So, memiliki asa dan mimpi pun harus direalisasikan dengan usaha
sepenuh jiwa dan raga, dengan kebulatan tekad dan pantang menyerah
dalam menghadapi semua ujian dan hambatan yang ada.

Harus realistis, sehingga bisa mengambil langkah penyesuaian yang
cepat, tepat dan efektif dalam menghadapi segala sesuatunya, terutama
yang diluardugaan.


Kebumen, 16 April 2015
-Djati-

Kayuwangi Semi Kembali

Selagi pohon nan rimbun itu diterpa badai

Kali ini, kayu nan wangi itu bersemi kembali...

Dan dunia pun makin ramai dengan obah mosiknya

Satu pertanyaan timbul dalam hati

Akankah tunggak jati pun ikutan semi, dan tunggak jarak mati?

Ku tak tahu jawabnya...

Haruskah ku tanyakan pada bintang gemintang atau rumput yang bergoyang?

Agar tersibak semua catatan zaman tuk pijakan langkah ke depan?

Aku hanya bisa terdiam dan bersenandung lagu sunyi...

Du du du duuu...
Du du du du duuu...

Du du du duuu...
Du du du du duuu...

Kebumen, 16 April 2015
-Djati-

Rabu, 21 Januari 2015

Wong Bodho

Wong sing ngamukan kuwe wong bodho, nalare cupet, wong egois, sumbune
pendek. Tik-tik ngamuk nek ana sing ora pas, malah kaya tawon gung...
Ra kena kesenggol blas, kesenggol sitik bae, aja takon dosa! Diamuk
sekayang-kayang.

Beda karo wong pinter... Dipikir disit, dimatna disit ben ngerti
masalahe lan syukur bage nek bisa ngerti jalan keluare, saora-orane
ngerti kepriben kudu b'sikap. Ora asal BRESSS!!!

Pokoke, nek ora ngerti aja isin takon. Aluwung meneng, ngematna bae
timbang melu ngomong lan utawa melu ribut. Nek ora kaya kuwe?

Menang ora kondhang kalah wirang...

====================

Kasinggihan. Justru niku masalahipun... Niku sing tek lakoni... Asal
BRESSS!!! Angsale mung isin lan isin. Saestu, ngrobah adat lan solah
bawa jebul boten gampil. Nek pun watek napa malih... Oalah Gusti...
Tangeh kelawan lamun... Kados boten onten rubahe...

Ning panci kedah dilampahi, sabotenipun nipisaken tuk setitik ben
boten tansah brisik dadine kecelik.

Kebumen, 21 Januari 2015, 06:30

-Djati-

#Sinau_Mikir

Selasa, 20 Januari 2015

Sudut Pandang

Hanya dengan merubah Sudut Pandang dalam melihat dan menelaah sesuatu,
pengertian dan pemahaman yang kita dapatkan akan sangat berbeda, dan
hal ini juga akan sangat mempengaruhi semua perilaku/perbuatan yang
akan kita lakukan kemudian.

Sebab, dengan mengubah sudut pandang, tentu kita juga mengkalkulasi
ulang secara keseluruhan segala sesuatunya, termasuk apa dan bagaimana
hasilnya nanti. Tidak cukup hanya dengan 'nurut rasaku', 'nurut
anggepku', tapi harus benar-benar berdasarkan 'logika yang masuk
akal', urusan 'rasaku' dan 'anggepku' diselehaken dulu.

Dan harus diakui, merubah 'Sudut Pandang' tidaklah mudah... Harus mau
menambah wawasan dan melepas ego untuk bisa menerima saran serta
pandangan orang lain.


Kebumen, 20 Januari 2014, 08:05
-Djati-

#Sinau_Mikir